Wednesday, January 1, 2014

Kekuatan Otak Kanan: Belajar Dari Orang Kreatif

Oleh : Hendro Prabowo, M. Fakhrurrozi, Betty Yuliani S

Pendidikan formal di Indonesia pada umumnya didominasi oleh otak kiri. Untuk memecahkan masalah ini menjadi semakin sulit karena sebagian besar para penyelenggara pendidikan di Indonesia juga didominasi oleh otak kiri. Hal mi disebabkan karena dominasi otak kiri sudah berjalan cuksp lama melewati beberapa generasi (Santoro, 2001). Akibatnya otak kanan menjadi terbengkalaf, kamena tidak diberi kesempatan untuk berkembang (Pasiakk 2003). Otak kiri hanya mengandalkan memorisasi (Santoro. 2001), kemampuan analitis, serta berorientasi pads belajar matematika dan bahasa (Pasiakk 2003). 

Padahal memorisast dewasa ini sudah mulat digantikan dengan teknologi informasi. Sementara hanya dengan cara berpikir analitis membuat manusia tidak berkembang dengan balk; karena tidak menghasilkan jalur baru bagi otak Adapun belajar matematika dan bahasa memang menjadi acuan bagi keberhasilan prestasi akademik dan -ternyata tidak dapat menghasilkan manusia unggul. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia yang marsih dominan otak kiri menjadi sulit untuk bersaing dengannegara lain. Otak kanan, sebaliknya bertanggung jawab pada musik, visual, dan spasial (MacGregor, 2003; Pasiaak 2003) seringkali dihubungkan dengan para seniman. Orang-orang yang bukan seniman dianggap tidak perlu belajar mengembangkan otak kanannya. 

Padahal dengan dengan keseimbangan otak kiri dan otak kanan. kemampuan otak manusia yang rata-rata hanya digunakan 10-12 persen (MacGregor, 2003; Santoso, 2001) dapat ditingkatkan lagi. Paper ini adalah basil penelitian studi kasus dart orang kreatif yang bekerja sebagai pendidik dan bukan seniman. Beberapa ariabel yang dikaji antara lain: kebiasaan-kebiasaan hidup dan belajar, prestasi akademik, proses kreatif yang melibatkan gelombang otak (alpha dan theta) dan kemampuan mempersepsi, serta analisis isi dari karya-karya yang dihasilkan. Hasilnya dapat dijadikan masukan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia.

Sampai saat ini telah banyak penelitian-penelitian yang membahas keterkaitan antara fungsi dan gelombang otak dengan penyakit medis, gangguan psikolgis atau kapasitas manusia (human capacity) pads berbagai subjek. Di antaranya adalah pembangkitan potensi-potensi individu dengan menggunakan training brainwave (Green, 1997), treatmen neuro feeedback pads anak-anak penderita ADHD (Lubar & Lubar, 1997), terapi brainwave pada pecandu minuman keras (Kulkosky, 1997), penanganan anak-anak autis dengan menggunakan stimulasi audio-visual (Woodbury, 1997), efektifitas training gelombang Alpha pads tentara (Putman, 1998), treatmen penderita penyakit kronis dengan menggunakan stimulasi audio-visual (Siever, 1998), penanganan anak-anak penderita ADHD dan gangguan membaca dengan menggunakan stimulasi audio-visual pada penderita ADD, kelelahan kronis dan depresi (Brown, 1999), efektifitas treatmen audio-visual pada penderita gangguan belajar (Joyce, 2000), pengaruh musik terhadap daya konsentrasi (Sandford, 2000), training alpha dan theta bagi peningkatan penampilan musik (Egner & Gruzelier, 2001), treatmen rainwave pada penderita gangguan obsesif-kompulsif dan penderita gangguan depresif mayor (Gurnee, 2001), neurofeedback bagi anak-anak dengan gangguan bipolar (Othmer, 2001), treatmen audio-visual bagi penderita jantung (Siever, 2001), EEG dan inteligensi (Doppemayr & Klimesch, 2002), kaitan antara otak bagian depan limbik dengan emosi (Pribram, 2002), tanda-tanda brainwave psikopat (Rosenfeld, 2002) dan masih banyak lagi.

Penelitian-penelitian tersebut menun-jukkan kepada kite bahwa kajian tentang otak cukup berkembang, terutama kaitannya dengan berbagai macam gangguan balk medis ataupun psikologis. Kajian dalam makalah ini menurut penulis merupakan suatu kajian yang cukup relevan dalam konteks saat ini.

sumber : http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3199/1/PESAT%202005%20_psikologi_012.pdf